Kita tidak boleh
berfokus pada 1 masalah yang bakal bikin galau, masih banyak hal2 yang bisa
kita syukuri. Bukankan Allah senang dengan ucapan syukur kita sehingga ketika
kita mengucapkan ’Alhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn’ seolah2 Allah menjawab
‘Hamba-Ku telah memuji-Ku’ (Hamba-Ku bersyukur pada-Ku) ?? lantas mengapa kita
masih tetap fokus pada 1 diantara jutaan lainnya?
Pasrahkanlah
semuanya pada Allah, biarlah Dia yang memberikan solusi atas masalahmu dengan
segala usahamu dan jangan pernah menyerah. Bukankah Allah senang hambaNya
memuliakanNya, sehingga ketika kita mengucapkan Mâliki yau middîn’. Allah akan
menjawab ‘Hamba-Ku telah memuliakan Aku’
(Hamba-Ku menyerahkan urusannya kepada-Ku) ?? lantas masihkah kamu bergantung
pada makhluk?
Kita berhak meminta
apapun pada Allah, kita sandarkan semuanya pada Allah dan meminta tolong hanya
pada Dzat yang Maha Pemurah. Bukankah Allah suka ketika kita datang dan
menegadahkan tangan memohon pertolonganNya? Sungguh ketika kita telah
mengucapkan ‘Iyyâkana’ budu wa iyyâ kanasta’în’. (Hanya kepada Engkaulah kami
menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan) sesungguhnya telah
kita ucapkan dengan lisan kita bahwa hanya Dia satu-satunya tempat kita
memohon, bahkan dengan kasihNya Allah menjawab ‘Ini yang di antara-Ku dengan
hamba-Ku dan terserah pada hamba-Ku apa yang ia minta’. Sungguh Allah Maha
Pengasih dan Maha Penyayang. Lantas mengapa kita masih bingung mencari tempat
pertolongan? mengapa kamu takut dengan masalah? Bukankah kau harusnya
mengatakan "Wahai Masalah, Aku Memiliki ALLAH" ??
Begitu dhoif
diri kita, sampai kita tak tahu apa yang telah kita ucapkan. Tidak kah kita
teringat dari detail diatas adalah satu surat yang selalu kita baca dalam
sholat kita, surat yang kita baca minimal 17 kali dalam sehari. Surat yang
sangat akrab dan dekat dengan setiap muslim, surat AL-FATIHAH. Yang kita baca
dalam setiap sholat dan mungkin tak semua orang memahami makna dari setiap ayat
yang diucapkan. (termasuk saya) dan bahkan mungkin ada yang tidak tahu artinya?
Andaikan kita tahu bahwa ketika kita membacanya Allah sedang menjawab do’a-do’a
kita dan seolah kita sedang berdialog denganNya. Subhanallah...
Bismillahirrohmaanirrohiim.
’Alhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn’. ‘Arrahmânirrahîm’. ‘Mâliki yau middîn’. ‘Iyyâkana’
budu wa iyyâ kanasta’în’. ‘Ihdinash shirâthal mustaqîm, shirâthalladzîna
an’amta ‘alaihim, ghairil maghdhûbi ‘alaihim waladh dhâllîn’.
Wahai hati,
dengarlah lirih lisan ini ketika mengucap syukur, mengagungkan Allah, meminta
pertolonganNya dan menggantungkan semua pada Rabb Semesta Alam. Allah aku
bersimpuh padaMu memohon ampunanMu. diri ini terlalu dhoif dan sering
mendzolimi diri sendiri, sungguh Engkau Rabb Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang.
Maha Suci Allah dengan segala firman
Nya.
Surabaya, 07 November 2012
Siti Rohmawatin
Reference
Al - Qur'an
Tafsir Ibnu Katsir Juz 1