Monday, January 5, 2015

Ketika Aku Mulai Hamil

Empat bulan pernikahan belum ada tanda-tanda kehamilan, padahal setiap bulan selalu rutin membeli alat tes kehamilan diapotek terdekat. Bukan hanya satu alat, terkadang aku bisa menghabiskan tiga sampai lima alat tes untuk meyakinkanku.
Bulan ke lima, aku ditugaskan untuk mengikuti pelatihan pramuka diluar kota selama kurang lebih lima hari. Disana kondisiku sehat tapi perutku tidak begitu nyaman karena aku kira maag yang aku derita sedang kambuh, sehingga aku meminum obat penetralisir asam lambung semacam promaag yang di berikan panitia.
Singkat cerita aku pulang dengan semangat seorang pramuka, lelah sudah pasti namanya juga diklat yang memforsir tenaga. Hari demi hari berlalu, bulanpun berganti dan aku sadar kalau aku tidak haid selama satu bulan. Kata seorang teman, aku harus menunggu sampai telat 5 hari sampai seminggu baru tes kehamilan dan tidak perlu terburu-buru. Namun orang yang sangat menginginkan kehamilan anak pertama, aku tak sabar menunggu dan akupun membeli testpeck 4 (dua jenis) untuk memastikan keraguanku. Tanpa memberitahu suami yang sedang bekerja diluar kota, aku mencoba melakukan tes sendiri, awalnya strip 2 remang-remang tapi setelah satu minggu telat alhamdulillah dua garis yang artinya positif.
Senang sekali dengan hasil itu, dan akupun berusaha menyembunyikan dari suami untuk memberikannya kejutan tapi namanya juga orang bahagia jadi tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Dua minggu berlalu akhirnya aku dan suami memberanikan diri untuk pergi ke dokter kandungan. Alhamdulillah sudah ada tanda kehamilan memasuki usia 7 minggu.
Kabar inipun sampai pada kedua orang tuaku, mereka antara sedih dan bahagia. Sedih karena aku tidak segera menyelesaikan kuliahku dan sekarang aku hamil. Tapi bagiku itu biasa, tidak aku anggap beban meskipun aku pikirkan karena aku menjaga calon bayi dalam rahimku.
Ada sesuatu kehidupan didalam perut ini rasanya haru, takjub, bahagia, bersyukur, khawatir menjadi satu campur aduk. Namun di awal-awal kehamilanku aku sering sakit, badanku sering lemah. Mual muntah disaat pagi menjelang berangkat kerja sehingga aku banyak izin dan terkadang masuk agak siang karena tidak tahan dengan air dingin.
Inilah perjuangan awal untuk menjadi seorang ibu. Bagiku ini tantangan atau amanah yang lebih seru dari pada sekedar mendaki gunung ataupun menjadi seorang presiden. 
Semangat menjadi calon ibu baru.
 
Siti Rohmawatin 
05 Januari 2015
Powered by Blogger.
 

CAHAYA HATI Template by Ipietoon Cute Blog Design