Monday, December 21, 2015

Suami atau Ibu

Bismillahirrohmanirrohiiim...

Ketika kita sudah menikah sebagai seorang perempuan maka kita tunduk dan taatnya kepada suami bukan lagi pada orang tua, maksudnya adalah ketika suami meminta tolang dan pada saat yang bersamaan orang tua kita meminta tolong terutama ibu kita maka yang kita dahulukan sebagai seorang istri adalah suami kita..

Lantas bagaimana jika orang tua tak memahaminya?

Ada kalanya rang tua akan marah ataupun kesal dengan kita lebih mendahulukan suami kita, namun ada juga orang tua yang paham dengan hal tersebut. Biasanya dari kebanyakan kasus adalah masalah finansial yang memungkinkan seseorang masih bertahan dirumah orang tua dan bersama suami.

Disisilain kita sebagai seorang istri ingin meringankan beban suami dengan tinggal bersama orang tua agar suami lebih tenang atas penjagaan orang tua terhadap kita, sedangkan suami terkadang merasa harga dirinya terinjak-injak jika kita yang sudah berumah tangga masih menengadah pada kedua orang tua terutama untuk wanita karena mencari "kenyamanan" dan "keamanan".

Wahai wanita, orang tua itu sudah lelah engakau bebani hidup berpuluh tahun sampai menikahpun kau juga masih merepotkan mereka. bukan hanya lelah fisik tapi lelah batin, melepasmu dengan laki-laki pilihanmu adalah hal terberat mereka setelah mendidik dan mengajarimu karena sebentar lagi kau akan lebih memilih orang yang baru kau kenal daripada dia yang melahirkan, membesarkanmu.

Sadarkah kau wahai wanita??
Orang tuamu terlihat senang kau bersamanya setelah menikah, namun dibalik itu semua jika ada kotak untuk mencurahkan perasaan mungkin orang tuamu akan berkata "aku akan bahagia jika anakku mandiri, karena jika dia masih tergantung padaku maka kelak bagaimana jika aku harus meninggalkannya?" Yups itulah pikiran mereka.

Bukan berarti kau merepotkan mereka, bukan berarti mereka tak menyayangimu namun mereka menginginkan yang terbaik untukmu.

Hiduplah menyendiri dengan suamimu, berikan waktu untuk kedua orang tuamu melalui hari seperti masa muda dulu.

Apakah dengan ini baktimu akan hilang?

Menurutku tidak, selama kau berbuat makruf pada mereka. Telfon mereka setiap saat hanya sekedar menannyakan ibu masak apa? bagaimana kabar ibu? dan sesekali kunjungilah mereka dan bawakan oleh-oleh kesukaan mereka.

Dan jika orang tua sudah tak mempunyai tenaga atau tidak bekerja lagi, sudah saatnya kita yang merangkul mereka. Biasanya orang tua tidak mau untuk keluar dari rumahnya (pindah) maka usahakanlah kamu yang mengalah. Rawatlah mereka dalam pengasuhanmu dengan sabar dan ikhlas maka engkau sudah menunjukkan baktimu sebagai anak tentunya dengan izin suamimu.


Sekedar celoteh.

Episode 3 Senyum Pertama Putri Kecilku Menghadapi Dunia

Bismillahirrohmanirrohiim...

Jam 1 pun datang, aku mulai membangunkan kakakku terlebih dahulu untuk memanggil perawat dan perawatpun datang untuk memberiku induksi untuk yang kedua kalinya,,,,

Setelah diberi induksi, aku merasa lelah akhirnya kami berempat tertidur pulas meskipun terkadang terganggu dengan suara tangis bayi di sebelah tempat tidurku....

Waktu menunjukkan pukul 2 perutku mulai sakit, setiap beberapa menit sekali mulai sakit dan terus sakit. aku memanggil suamiku dan kakakku tapi karena belum pecah ketuban mereka tertidur lagi dan aku masih merasakan sakit yang sama dan cenderung bertambah sakitnya...

Sampai pukul 3 lebih beberapa menit ketubanku pun pecah, aku merasakan seperti basah di kasurku. Sontak aku memanggil kakak dan suamiku
"Abi, coba lihat apa yang terjadi ummi merasa basah"
"Astaghfirullah" teriak suamiku membuatku semakin bingung
"Ada apa? Kenapa?" Aku bertanya pada kakakku karena aku tak bisa melihat langsung karena terhalang perutku yang besar
"darah dek" katanya
"panggilkan perawat cepet" aku sudah mulai memerintah

Perawatpun datang dengan membawa kursi roda, dan akupun dipindahkan ke ruang bersalin. Didalam ruangan itu aku ditunggui oleh suami dan kakakku. Diruangan itulah aku merasakan sakit yang sangat hebat, "mungkin inilah yang dinamakan pembukaan" pikirku sesaat.
Aku menyebut "Allah Allah Allah" ketika sakit mulai menghujaniku
sedangkan suamiku meledeki ku sembari bercanda "sakit ya mi? kapok ndak hamil? hehehe"
bukannya aku tertawa tapi aku mulai emosi karena sakit, tangan suami sudah aku remas2 dan juga tangan saudaraku meskipun pada akhirnya aku pegang tiang infus disampingku agar tak menyakiti siapapun.

Disela sakitku yang intensitasnya semakin sering, akupun muntah-muntah dalam sakitku aku berkata sama suamiku "Abi, jika ini perjuangan ummi dan ummi gugur dalam jihad ini maka maafkan segala salah dan khilaf ummi. Ummi sering membuat abi marah, kesal, dsb. Jika ummi gugur maka jaga anak kita"
"ummi pasti kuat kok" jawab suamiku santai.
"Allah aku siap untuk melahirkan, dan aku mohon selamatkan kami, aku ingin mendidik anakku untuk melanjutkan estafet dakwah kami" pintaku dalam hati dan akupun mulai sedikit tenang.

Suamiku tertidur di kanan ranjangku sedangkan kakakku tertidur di kiri ranjangku sementara aku terus merasa sakit, aku menahannya dengan diam, meskipun terkadang aku tak bisa menahannya dan meminta untuk dipanggilkan perawat. sedangkan perawat yang merawatku sedang khusyuk dalam tahajjudnya.

Aku hanya bisa pasrah diam, menghela nafas panjang ketika sakit mulai datang. Sampai pada akhinya aku benar-benar merasa tidak kuat. Kala itu pukul 05.00 sepertinya karena sudah lepas dari subuh. Dokterpun datang dengan beberapa perawat.
"dok, sudah pembukaan lengkap" kata salah satu perawat
"what??? lengkap? kenapa tidak dari tadi??? aku kesakitaan" kataku dalam hati
Aku mulai mengejan beberapa kali, aku persiapkan tenagaku, dan Alhamdulillah jam 05.25 putri kecilku terlahir diiringi rasa tangisku atas syukurku padaNya melihat bayi merah ditangan bidan yang menanganiku dan itulah senyum pertama putri kecilku 5 menit setelah dibersihkan oleh bidan sementara aku masih dalam perawatan.

Alhamdulillahirrobil 'alamiin....

Menuju Hari Lahir Sang Putri Episode 2

Bismillahirrohmanirrohiim...

Dalam perjalanan menuju rumah sakit Aisyiah Bojonegoro, aku sms suamiku untuk mengabari bahwa aku dirujuk ke rumah sakit karena ketubanku sudah banyak berkurang.

Waktu itu menjelang maghrib, aku langsung menuju ugd. Aku mendaftarkan diriku sendiri di ugd, ketika ditanya mau rawat jalan atau inap maka aku jawab "mau melahirkan" dan yups aku dapat dua tanda lengan yang nantinya untuk aku dan bayiku.

Setelah mendaftar, aku ke ruang periksa UGD. Disana aku dicek tensi darahku dan ketika aku melihat mau di infus aku bertanya "aku mau di infus kah?" tanyaku pada perawat yang notabene adalah teman sekolahku dulu waktu SMA.
"iya" jawabnya
"boleh tidak kalau aku izin untuk nanti saja diinfusnya? aku mau sholat dulu" pintaku pada perawat itu
"oh iya boleh, gpp" jawabnya

Akhirnya aku dan ibuku izin untuk melakukan sholat maghrib, setelah sholat maghrib aku dan ibuku menuju warung depan rumah sakit untuk makan, pamanku sempat mencari dan ahirnya bertemu didepan rumah sakit. Saat itu suamiku telfon "ummi dimana? abi di ugd" mendengarnya aku sedikit tersenyum, membanyangkan bagaimana paniknya bliau sedangkan aku sedang enak menuju tempat makan. hehehehe

"ummi diwarung depan alun-alun bi mau makan dulu. Abi kesini saja" jawabku
Selang beberapa menit suamiku dan adikku sudah sampai di warung makan, sementara kami pesan ibuku menghubungi keluarga yang dirumah bahwa aku dirujuk kerumah sakit.

Setelah makan, kamipun kembali ke UGD. Disana aku dipasang selang infus dan langsung dibawa ke ruangan Bi'r Ali lantai 3. Aku beristirahat disana, setelah kumandang adzah isya' bapak dan kakakku datang menjengukku. Akupun bergegas untuk sholat isya' semampuku.

Saat setelah aku sholat ada perawat datang menghampiriku, perawat itu bertanya apakah mau diinduksi atau tidak untuk mempercepat kelahiran, kalau iya nanti akan lewat jalan lahir induksinya. Setelah aku bicara pada suamiku maka akupun menyetujui induksinya. Dengan pertimbangan bahwa ketubanku sudah banyak berkurang jika lebih lama lagi maka kasihan bayi dalam kandunganku.

Jam 9 malam perawat datang lagi untuk memberiku induksi, setelah diinduksi perawat bilang kalau dalam 4 jam tidak pecah ketuban maka nanti akan diinduksi lagi jam 1 malam. Setelah diinduksi ibu dan pamanku pulang karena besok masih ada pekerjaan. Aku ditunggui oleh suami, adik, kakak dan bapakku.

Sampai tengah malam aku tidak bisa tidur menunggu detik-detik kehadiran sang putri dalam hidup kami. Namun melewati jam 12 belum ada tanda tandanya yang menunjukkan akan melahirkan. Sedangkan semua yang menungguku sudah tertidur lelap. Suami dan adikku di kolong tempat tidurku sedangkan kakakku berada duduk disampingku dan menyenderkan kepalanya di kasurku.

Detik-detik menuju jam satupun aku mulai resah, dan akhirnya aku harus pasrah untuk di induksi kedua kalinya.

-bersambung ke episode 3-

Menuju Hari Lahir Sang Putri Episode 1

Bismillahirrohmanirrohim....

Satu Hari Sebelum Aku Melahirkan

Hari itu aku merasa bersalah pada suamiku, bliau tinggal dikota dan aku didesa. Karena kesalahanku yang tidak pernah mau untuk bersamanya tinggal dikota kala itu.
Fisikku terlalu lelah dalam usiaku yang 9 bulan mengandung, selain itu aku dikota bukan hanya istirahat tapi bekerja mengawasi anak-anak menghafal Al-Qur'an sehingga aku memutuskan untuk istirahat dirumah saja selagi aku cuti. Sedangka suamiku berfikir bahwa dia akan lebih mudah mengawasiku dan menjagaku ketika aku berada didekatnya selain itu aku juga dikelilingi para penghafal Al-Qur'an.
Memang ini semua salahku, egoku terlalu tinggi.
Sampai pada hari kamis itu, aku sms suamiku agar dia pulang cepat untuk mengantarkanku ke dokter kandungan. Entah mengapa aku ingin kedokter pada hari itu, sampai aku dan suami pada kesepakatan kalau aku akan naik bis dan dijemputnya di terminal kota menuju tempat dokter kandungan.

Namun Allah berkata lain, ketika aku izin ibuku untuk periksa kandungan dan bilang mau naik bis ke terminal maka seketika itu ibuku menelfon pamanku untuk menyiapkan mobil dan mengantarku periksa. Hasilnya kami pun pergi bertiga.

Diperjalanan aku sms suamiku, aku bilang kalau kami berangkat bertiga. Dan disitulah bliau mulai sedikit emosi, mungkin karena bliau adalah seorang perasa jadi bliau takut kalau menjadi pembicaraan dalam keluargaku bahwa bliau hanya mementingkan kerja bukan istrinya padahal kenyataannya bukan seperti itu. Bliau hanya ingin amanahnya dalam pekerjaan dan sebagai imam berjalan seimbang dan terpenuhi semuanya.

Akhirnya bliaupun menolak untuk menemaniku dengan alasan aku sudah ditemani oleh ibu dan pamanku.
"Masa' iya ke dokter yang dperiksa 1 orang tapi yang masuk 4 orang"
Oke akhirnya aku mengalah lagi meskipun aku terus berharap kehadirannya disisiku untuk melihat calon anak kami ketika di usg oleh dokter nantinya.

Singkat cerita aku sudah masuk diruang periksa bersama ibuku, disana aku mulai di observasi sejak pembukaan 1 pada bulan lalu. Dokter memberi cairan untuk usg dan hasilnya aku melihat jari lentiknya dan tubuh mungilnya, hidungnya yang mancung melalui layar kaca yang tampak hitam putih.

Namun tiba-tiba dokter berkata "wah mbk, ini ketubannya sudah berkurang banyak, apa mrembes tidak kerasa?"
Dengan polos aku menjawab "loh masa' dok? saya tidak tahu bagaimana proses merembesnya ketuban, terus bagaimana dok?"
"sekarang juga harus kerumah sakit mbk untuk segera melahirkan karena ketuban sudah banyak berkurang, saya buatkan rujukan ke rumah sakit umum bojonegoro"

Seketika itu ibuku terlihat panik, akupun ikut panik yang ada dalam pikiranku bagaimana memberitahu suamiku yang masih dalam keadaan marah? Namun aku masih berfikir jernih waktu itu, aku langsung menjawab ke dokter
"maaf dokter, rujukannya kalau bisa di rumahsakit aisyiah bojonegoro saja karena saya tidak menghendaki di umum"
Alhamdulillah dokternya menyetujui dan akupun langsung menuju ke RS. Aisyiah....

-Bersambung ke episode 2-

Monday, December 7, 2015

KESAL Namun Tidak Mencari KESALahan

Senang, Kesal memang sudah tabiat dari seorang manusia. Kita boleh senang, kita boleh kesal tapi tidak mencari kesalahan orang lain, bukan begitu kan???

Iya, terkadang ketika kita kesal apalagi pada seseorang maka tak jarang hal-hal negatif dari orang tersebut kita ungkap bahkan tanpa peduli apakah hal itu benar atau salah.

Memang, mengendalikan amarah sangatlah sulit tapi tidak begitu sulit kalau kita tahu cara mengendalikannya dan mau menahan diri sebentar saja sebelum marah.

Kata ustadz "bukankah disurga tidak ada orang yang pemarah?" jadi sebelum marahsediakan waktu beberapa detik saja untuk memikirkan kata-kata apa yang akan kita keluarkan ketika sedang emosi.

Kesal boleh, tapi tidak mencari kesalahan dan tidak menyalahkan. Itu pointnya.

Bojonegoro, 08 Desember 2015 13:18
-Dira-

Friday, December 4, 2015

Rosul Menangis saat Jibril Ungkap Penghuni Neraka yang ke-7

Kala itu Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang tak biasa. Namun, Jibril terlihat berbeda. Raut wajah yang tak biasa.

Maka Rasulullah SAW bertanya:
"Mengapa aku melihat kau berubah muka (wajah)?" Jawabnya: "Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar, siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya".

Lalu Rasullulah Saw bersabda:
"Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Jahannam".
Jawabnya: "Ya. Ketika Allah menjadikan Jahanam, maka dinyalakan selama 1000 tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan 1000 tahun sehingga putih, kemudian 1000 tahun sehingga hitam, lalu menjadi hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya.
Demi Allah, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar semua penduduk dunia karena panasnya.
Demi Allah, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi karena panas dan basinya.
Demi Allah, andaikan satu pergelangan dari rantai yang disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke 7.
Demi Allah, andaikan seorang di ujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung timur karena sangat panasnya. Jahannam itu sangat dalam, perhiasannya besi dan minumannya air panas bercampur nanah, dan pakaiannya adalah potongan-potongan api.
Api neraka itu ada 7 pintu, jarak antar pintu sejauh 70 tahun, dan tiap pintu panasnya 70 kali dari pintu yg lain".

Dikatakan dalam Hadist Qudsi:
"Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahariKu. Tahukah kamu bahwa neraka jahanamKu itu: mempunyai 7 tingkat.
Setiap tingkat mempunyai 70.000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70.000 kampung. Setiap kampung mempunyai 70.000 rumah. Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70.000 kotak. Setiap kotak mempunyai 70.000 batang pokok zaqqum.
Di bawah setiap pokok zaqqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjangnya 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Dan di bawah setiap pokok zaqqum terdapat 70.000 rantai. Setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat".

"Api yang ada sekarang ini, yang digunakan bani Adam untuk membakar hanyalah 1/70 dari api neraka jahannam" (HR. Bukhari-Muslim). "Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka akan mendengar kegeraman dan suara nyalanya". (QS. Al-Furqan: 11).

"Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah lantaran marah". (QS. Al-Mulk: 7).

Air di jahannam adalah hamim (air panas yang menggelegak), anginnya adalah samum (angin yang amat panas), sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-potongan asap hitam yang sangat panas) (QS. Al-Waqi'ah: 41-44).

Rasulullah Saw meminta Jibril untuk menjelaskan satu per satu mengenai pintu-pintu neraka tersebut.
"Pintu pertama dinamakan Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), yang diperuntukkan bagi kaum munafik dan kafir. Pintu ke 2 dinamakan Jahim, yang diperuntukkan bagi kaum musyrikin; Pintu ke 3 dinamakan Saqar, yang diperuntukkan bagi kaum shobiin atau penyembah api; Pintu ke 4 dinamakan Ladha, diperuntukkan bagi iblis dan para pengikutnya; Pintu ke 5 dinamakan Huthomah (artinya: menghancurkan hingga berkeping-keping), diperuntukkan bagi kaum Yahudi; Pintu ke 6 dinamakan Sa'ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), diperuntukkan bagi kaum kafir.
Rasulullah bertanya: "Bagaimana dengan pintu ke 7?"

Sejenak malaikat Jibril seperti ragu untuk menyampaikan siapa yang akan menghuni pintu ketujuh. Akan tetapi Rasulullah Saw mendesaknya sehingga akhirnya Malaikat Jibril mengatakan, "Pintu ke 7 diperuntukkan bagi umatmu yang berdosa besar dan meninggal sebelum mereka mengucapkan kata tauba"

Mendengar penjelasan yang mengagetkan itu, Rasulullah Saw pun langsung pingsan, Jibril lalu meletakkan kepala Rasulullah Saw di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah sadar beliau bersabda: "Ya Jibril, sungguh besar kerisauan dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari umat ku yang akan masuk ke dalam neraka?" Jawabnya: "Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari umatmu."
Nabi Muhammad SAW lalu menangis, Jibril pun ikut menangis. Kemudian Nabi langsung masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau pun menangis dengan tangisan yang sangat memilukan.

Semoga bermanfaat.
Barakallahu fikum.

sumber : https://www.facebook.com/hendra.adjjah/posts/1114576105227645

Kecantikan Istri Tanggung Jawab Suami

Mah.. buatkan kopi.. padahal istri lagi nyuci di belakang
Mah.. siapkan baju kerja.. padahal istri lagi masak di dapur
Mah.. pijitin papa.. padahal istri lagi nyuapin si bungsu
Mah.. setrikain baju.. padahal istri lagi nyuci

Istri lagi mau maskeran.. papah manggil.. Mah tu anaknya rewel minta nenen
Istri lagi mau luluran.. papah manggil.. Mah itu jemurannya kering diangkat

Istri minta uang tambahan buat ke salon.. papah bilang.. Uang cukup buat makan aja syukur kok aneh2 mau ke salon.
Eh.. pas istrinya yang dulu waktu pacaran cantik dan bening karena dirawat sama orang tuanya kini semakin tak terawat lantaran lbh fokus urus suami dan anak. Si suani blg mah kok gembrot amat skrg? Mah kok kusem amat? Tp cm bs nyela tanpa ksh solusi. Sedihnya lagi kalau tau2 si suami malah genit lirik wanita lain. Sakitnya tuh disni.. ;(

Kulit bersih kalau tak terawat jadi kusam itu wajar karena penumpukan sel kulit mati.
 
 
Kulit bersisik karena tak terawat itu wajar karena kurang terjaga kelembabanya.

Wajah muncul Flek dan jerawat itu wajar kalau tidak dirawat.
Rambut rontok lepek dn bau itu wajar kalau tak dirawat.

Badan gemuk itu wajar sehabis melahirkan dan makin susah turun krn faktor hormonal dan apa lg KB.

Tapi semua perawtan itu butuh biaya dan kenyataannya banyak wanita yang tidak mengindakhkan perawatan untuk dirinya sendiri lantaran lebih mengutamakan kepentingan keluarganya.
Bagaimana mau perawatan jika gaji suami aja pas utk makan atau bahkan kurang? Gmn mau perawatan kalau pekerjaan rumah tangga dirumah se abreg dan dikerjakan istri seorang diri?

Begitu nrimonya seorang istri tak memperdulikan dirinya sendiri karena baktinya pada suami sehingga sangat tidak adil kiranya jika suami menuntut supaya istri tetep tampil cantik, langsing
seperti saat dulu pertama kali pacaran atau ketemu.
Begitu nrimonya seorang istri harus memutar otak seribu kali supaya gaji dari suami cukup utk makan dan keperluan sebulan. Tentu tidak adil jika suami masih memotong jatah istri utk beli Rokok.

Kecantikan istri tanggung jawab suami? cantik mmang tak harus dengan perawatan yang mahal. Cantik memang tak harus ke salon. Tapi setidaknya peran suami menjadi Imam keluarga bnr2 dijalankan, peran suami yang tak canggung membantu pekerjaan istri dirumah, peran suami yang bisa memuliakan dan membahagiakan istrinya akan membuat aura kecantikan ters terpancar dan tingkat stress istri makin menurun yg akhirnya dpt mencegah penuaan dini bagi para istri.



sumber : https://www.facebook.com/pemutihkulitbadan/photos/a.1531096750513359.1073741829.1531074060515628/1639727159650317/?type=3

Monday, January 5, 2015

Ketika Aku Mulai Hamil

Empat bulan pernikahan belum ada tanda-tanda kehamilan, padahal setiap bulan selalu rutin membeli alat tes kehamilan diapotek terdekat. Bukan hanya satu alat, terkadang aku bisa menghabiskan tiga sampai lima alat tes untuk meyakinkanku.
Bulan ke lima, aku ditugaskan untuk mengikuti pelatihan pramuka diluar kota selama kurang lebih lima hari. Disana kondisiku sehat tapi perutku tidak begitu nyaman karena aku kira maag yang aku derita sedang kambuh, sehingga aku meminum obat penetralisir asam lambung semacam promaag yang di berikan panitia.
Singkat cerita aku pulang dengan semangat seorang pramuka, lelah sudah pasti namanya juga diklat yang memforsir tenaga. Hari demi hari berlalu, bulanpun berganti dan aku sadar kalau aku tidak haid selama satu bulan. Kata seorang teman, aku harus menunggu sampai telat 5 hari sampai seminggu baru tes kehamilan dan tidak perlu terburu-buru. Namun orang yang sangat menginginkan kehamilan anak pertama, aku tak sabar menunggu dan akupun membeli testpeck 4 (dua jenis) untuk memastikan keraguanku. Tanpa memberitahu suami yang sedang bekerja diluar kota, aku mencoba melakukan tes sendiri, awalnya strip 2 remang-remang tapi setelah satu minggu telat alhamdulillah dua garis yang artinya positif.
Senang sekali dengan hasil itu, dan akupun berusaha menyembunyikan dari suami untuk memberikannya kejutan tapi namanya juga orang bahagia jadi tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Dua minggu berlalu akhirnya aku dan suami memberanikan diri untuk pergi ke dokter kandungan. Alhamdulillah sudah ada tanda kehamilan memasuki usia 7 minggu.
Kabar inipun sampai pada kedua orang tuaku, mereka antara sedih dan bahagia. Sedih karena aku tidak segera menyelesaikan kuliahku dan sekarang aku hamil. Tapi bagiku itu biasa, tidak aku anggap beban meskipun aku pikirkan karena aku menjaga calon bayi dalam rahimku.
Ada sesuatu kehidupan didalam perut ini rasanya haru, takjub, bahagia, bersyukur, khawatir menjadi satu campur aduk. Namun di awal-awal kehamilanku aku sering sakit, badanku sering lemah. Mual muntah disaat pagi menjelang berangkat kerja sehingga aku banyak izin dan terkadang masuk agak siang karena tidak tahan dengan air dingin.
Inilah perjuangan awal untuk menjadi seorang ibu. Bagiku ini tantangan atau amanah yang lebih seru dari pada sekedar mendaki gunung ataupun menjadi seorang presiden. 
Semangat menjadi calon ibu baru.
 
Siti Rohmawatin 
05 Januari 2015
Powered by Blogger.
 

CAHAYA HATI Template by Ipietoon Cute Blog Design