Monday, December 21, 2015

Menuju Hari Lahir Sang Putri Episode 1

Bismillahirrohmanirrohim....

Satu Hari Sebelum Aku Melahirkan

Hari itu aku merasa bersalah pada suamiku, bliau tinggal dikota dan aku didesa. Karena kesalahanku yang tidak pernah mau untuk bersamanya tinggal dikota kala itu.
Fisikku terlalu lelah dalam usiaku yang 9 bulan mengandung, selain itu aku dikota bukan hanya istirahat tapi bekerja mengawasi anak-anak menghafal Al-Qur'an sehingga aku memutuskan untuk istirahat dirumah saja selagi aku cuti. Sedangka suamiku berfikir bahwa dia akan lebih mudah mengawasiku dan menjagaku ketika aku berada didekatnya selain itu aku juga dikelilingi para penghafal Al-Qur'an.
Memang ini semua salahku, egoku terlalu tinggi.
Sampai pada hari kamis itu, aku sms suamiku agar dia pulang cepat untuk mengantarkanku ke dokter kandungan. Entah mengapa aku ingin kedokter pada hari itu, sampai aku dan suami pada kesepakatan kalau aku akan naik bis dan dijemputnya di terminal kota menuju tempat dokter kandungan.

Namun Allah berkata lain, ketika aku izin ibuku untuk periksa kandungan dan bilang mau naik bis ke terminal maka seketika itu ibuku menelfon pamanku untuk menyiapkan mobil dan mengantarku periksa. Hasilnya kami pun pergi bertiga.

Diperjalanan aku sms suamiku, aku bilang kalau kami berangkat bertiga. Dan disitulah bliau mulai sedikit emosi, mungkin karena bliau adalah seorang perasa jadi bliau takut kalau menjadi pembicaraan dalam keluargaku bahwa bliau hanya mementingkan kerja bukan istrinya padahal kenyataannya bukan seperti itu. Bliau hanya ingin amanahnya dalam pekerjaan dan sebagai imam berjalan seimbang dan terpenuhi semuanya.

Akhirnya bliaupun menolak untuk menemaniku dengan alasan aku sudah ditemani oleh ibu dan pamanku.
"Masa' iya ke dokter yang dperiksa 1 orang tapi yang masuk 4 orang"
Oke akhirnya aku mengalah lagi meskipun aku terus berharap kehadirannya disisiku untuk melihat calon anak kami ketika di usg oleh dokter nantinya.

Singkat cerita aku sudah masuk diruang periksa bersama ibuku, disana aku mulai di observasi sejak pembukaan 1 pada bulan lalu. Dokter memberi cairan untuk usg dan hasilnya aku melihat jari lentiknya dan tubuh mungilnya, hidungnya yang mancung melalui layar kaca yang tampak hitam putih.

Namun tiba-tiba dokter berkata "wah mbk, ini ketubannya sudah berkurang banyak, apa mrembes tidak kerasa?"
Dengan polos aku menjawab "loh masa' dok? saya tidak tahu bagaimana proses merembesnya ketuban, terus bagaimana dok?"
"sekarang juga harus kerumah sakit mbk untuk segera melahirkan karena ketuban sudah banyak berkurang, saya buatkan rujukan ke rumah sakit umum bojonegoro"

Seketika itu ibuku terlihat panik, akupun ikut panik yang ada dalam pikiranku bagaimana memberitahu suamiku yang masih dalam keadaan marah? Namun aku masih berfikir jernih waktu itu, aku langsung menjawab ke dokter
"maaf dokter, rujukannya kalau bisa di rumahsakit aisyiah bojonegoro saja karena saya tidak menghendaki di umum"
Alhamdulillah dokternya menyetujui dan akupun langsung menuju ke RS. Aisyiah....

-Bersambung ke episode 2-

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
 

CAHAYA HATI Template by Ipietoon Cute Blog Design