Monday, December 21, 2015

Menuju Hari Lahir Sang Putri Episode 2

Bismillahirrohmanirrohiim...

Dalam perjalanan menuju rumah sakit Aisyiah Bojonegoro, aku sms suamiku untuk mengabari bahwa aku dirujuk ke rumah sakit karena ketubanku sudah banyak berkurang.

Waktu itu menjelang maghrib, aku langsung menuju ugd. Aku mendaftarkan diriku sendiri di ugd, ketika ditanya mau rawat jalan atau inap maka aku jawab "mau melahirkan" dan yups aku dapat dua tanda lengan yang nantinya untuk aku dan bayiku.

Setelah mendaftar, aku ke ruang periksa UGD. Disana aku dicek tensi darahku dan ketika aku melihat mau di infus aku bertanya "aku mau di infus kah?" tanyaku pada perawat yang notabene adalah teman sekolahku dulu waktu SMA.
"iya" jawabnya
"boleh tidak kalau aku izin untuk nanti saja diinfusnya? aku mau sholat dulu" pintaku pada perawat itu
"oh iya boleh, gpp" jawabnya

Akhirnya aku dan ibuku izin untuk melakukan sholat maghrib, setelah sholat maghrib aku dan ibuku menuju warung depan rumah sakit untuk makan, pamanku sempat mencari dan ahirnya bertemu didepan rumah sakit. Saat itu suamiku telfon "ummi dimana? abi di ugd" mendengarnya aku sedikit tersenyum, membanyangkan bagaimana paniknya bliau sedangkan aku sedang enak menuju tempat makan. hehehehe

"ummi diwarung depan alun-alun bi mau makan dulu. Abi kesini saja" jawabku
Selang beberapa menit suamiku dan adikku sudah sampai di warung makan, sementara kami pesan ibuku menghubungi keluarga yang dirumah bahwa aku dirujuk kerumah sakit.

Setelah makan, kamipun kembali ke UGD. Disana aku dipasang selang infus dan langsung dibawa ke ruangan Bi'r Ali lantai 3. Aku beristirahat disana, setelah kumandang adzah isya' bapak dan kakakku datang menjengukku. Akupun bergegas untuk sholat isya' semampuku.

Saat setelah aku sholat ada perawat datang menghampiriku, perawat itu bertanya apakah mau diinduksi atau tidak untuk mempercepat kelahiran, kalau iya nanti akan lewat jalan lahir induksinya. Setelah aku bicara pada suamiku maka akupun menyetujui induksinya. Dengan pertimbangan bahwa ketubanku sudah banyak berkurang jika lebih lama lagi maka kasihan bayi dalam kandunganku.

Jam 9 malam perawat datang lagi untuk memberiku induksi, setelah diinduksi perawat bilang kalau dalam 4 jam tidak pecah ketuban maka nanti akan diinduksi lagi jam 1 malam. Setelah diinduksi ibu dan pamanku pulang karena besok masih ada pekerjaan. Aku ditunggui oleh suami, adik, kakak dan bapakku.

Sampai tengah malam aku tidak bisa tidur menunggu detik-detik kehadiran sang putri dalam hidup kami. Namun melewati jam 12 belum ada tanda tandanya yang menunjukkan akan melahirkan. Sedangkan semua yang menungguku sudah tertidur lelap. Suami dan adikku di kolong tempat tidurku sedangkan kakakku berada duduk disampingku dan menyenderkan kepalanya di kasurku.

Detik-detik menuju jam satupun aku mulai resah, dan akhirnya aku harus pasrah untuk di induksi kedua kalinya.

-bersambung ke episode 3-

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
 

CAHAYA HATI Template by Ipietoon Cute Blog Design