Monday, December 21, 2015

Episode 3 Senyum Pertama Putri Kecilku Menghadapi Dunia

Bismillahirrohmanirrohiim...

Jam 1 pun datang, aku mulai membangunkan kakakku terlebih dahulu untuk memanggil perawat dan perawatpun datang untuk memberiku induksi untuk yang kedua kalinya,,,,

Setelah diberi induksi, aku merasa lelah akhirnya kami berempat tertidur pulas meskipun terkadang terganggu dengan suara tangis bayi di sebelah tempat tidurku....

Waktu menunjukkan pukul 2 perutku mulai sakit, setiap beberapa menit sekali mulai sakit dan terus sakit. aku memanggil suamiku dan kakakku tapi karena belum pecah ketuban mereka tertidur lagi dan aku masih merasakan sakit yang sama dan cenderung bertambah sakitnya...

Sampai pukul 3 lebih beberapa menit ketubanku pun pecah, aku merasakan seperti basah di kasurku. Sontak aku memanggil kakak dan suamiku
"Abi, coba lihat apa yang terjadi ummi merasa basah"
"Astaghfirullah" teriak suamiku membuatku semakin bingung
"Ada apa? Kenapa?" Aku bertanya pada kakakku karena aku tak bisa melihat langsung karena terhalang perutku yang besar
"darah dek" katanya
"panggilkan perawat cepet" aku sudah mulai memerintah

Perawatpun datang dengan membawa kursi roda, dan akupun dipindahkan ke ruang bersalin. Didalam ruangan itu aku ditunggui oleh suami dan kakakku. Diruangan itulah aku merasakan sakit yang sangat hebat, "mungkin inilah yang dinamakan pembukaan" pikirku sesaat.
Aku menyebut "Allah Allah Allah" ketika sakit mulai menghujaniku
sedangkan suamiku meledeki ku sembari bercanda "sakit ya mi? kapok ndak hamil? hehehe"
bukannya aku tertawa tapi aku mulai emosi karena sakit, tangan suami sudah aku remas2 dan juga tangan saudaraku meskipun pada akhirnya aku pegang tiang infus disampingku agar tak menyakiti siapapun.

Disela sakitku yang intensitasnya semakin sering, akupun muntah-muntah dalam sakitku aku berkata sama suamiku "Abi, jika ini perjuangan ummi dan ummi gugur dalam jihad ini maka maafkan segala salah dan khilaf ummi. Ummi sering membuat abi marah, kesal, dsb. Jika ummi gugur maka jaga anak kita"
"ummi pasti kuat kok" jawab suamiku santai.
"Allah aku siap untuk melahirkan, dan aku mohon selamatkan kami, aku ingin mendidik anakku untuk melanjutkan estafet dakwah kami" pintaku dalam hati dan akupun mulai sedikit tenang.

Suamiku tertidur di kanan ranjangku sedangkan kakakku tertidur di kiri ranjangku sementara aku terus merasa sakit, aku menahannya dengan diam, meskipun terkadang aku tak bisa menahannya dan meminta untuk dipanggilkan perawat. sedangkan perawat yang merawatku sedang khusyuk dalam tahajjudnya.

Aku hanya bisa pasrah diam, menghela nafas panjang ketika sakit mulai datang. Sampai pada akhinya aku benar-benar merasa tidak kuat. Kala itu pukul 05.00 sepertinya karena sudah lepas dari subuh. Dokterpun datang dengan beberapa perawat.
"dok, sudah pembukaan lengkap" kata salah satu perawat
"what??? lengkap? kenapa tidak dari tadi??? aku kesakitaan" kataku dalam hati
Aku mulai mengejan beberapa kali, aku persiapkan tenagaku, dan Alhamdulillah jam 05.25 putri kecilku terlahir diiringi rasa tangisku atas syukurku padaNya melihat bayi merah ditangan bidan yang menanganiku dan itulah senyum pertama putri kecilku 5 menit setelah dibersihkan oleh bidan sementara aku masih dalam perawatan.

Alhamdulillahirrobil 'alamiin....

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
 

CAHAYA HATI Template by Ipietoon Cute Blog Design