Saturday, June 23, 2012

Cemburu

Bismillahirrohmaanirrohiim..
-hanya sekedar coretan-


Berawal dari sebuah percakapan kecil yang ringan, aku terfikir dengan apa yang aku tanyakan sendiri 'apakah cemburu itu salah?'. Menjadi perenungan tersendiri ketika tersirat bahwa cemburu itu naluri seorang manusia, namun apakah cemburuku ini 'sesuai porsinya' atau 'diridhoi Allah' atau jangan-jangan cemburuku hanyalah alasan yang aku buat-buat karena sulitnya bersabar? Mungkin tanpa kutahu syaitan telah menghasutku untuk cemburu? Seperti yang dikatakan Rasulullah "Tak seorangpun melainkan bersamanya ada syetan” lantas cemburu seperti apakah aku ini?
Cemburu pada makhluk Nya ataukah cemburu layaknya Allah dan orang Mukmin cemburu?


Seperti yang Rasulullah SAW katakan.
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah itu cemburu dan orang yang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah, yaitu jika orang mukmin melakukan apa yang diharamkan". (Shahih Muslim No.4959)

Allah cemburu pada hambaNya pada situasi jika melakukan apa yang di haramkan. Dan kita harus mengetahui hal itu, agar kita tidak membuat Nya cemburu. Karena kecemburuan yang datang dari cinta itu bisa menjadikan kemurkaan.

Lalu, bagaimana cemburuku terhadap makhluk Nya?
Yaa ukhty, kau harus tahu cemburu tdk hanya milik lelaki tapi juga milik kaum wanita. Bahkan wanitalah yg dominan memiliki sifat yg satu ini krn merupakan tabiatnya.

Dan masihkah kau ingat bagaimana cemburunya Aisyah ra. terhadap Khadijah ra.?
Karena rasa cemburu itu, Aisyah ra. berkata “Allah telah menggantikan untukmu wanita yg lbh baik darinya.” Namun Rasulullah berkata: “Allah tdk pernah menggantikan untukku wanita yg lbh baik darinya.”

Subhanallah..
Ini adalah sebuah kisah mengejutkan, sebuah kisah kejujuran, bahwa cemburu itu adalah tabiat wanita.
Hingga api yang membakar dada itu mampu menggerakan bibir mulia Aisyah ra. untuk berkata kata demikian kepada Siti Khadijah..

Lalu lihatlah juga sosok keteladanan Rasulullah saw yang mengimbangi kemarahan Aisyah ra.
Beliau saw hanya berkata tentang sesuatu yang sebenarnya terjadi, tidak berkata kotor atau menyakiti Istri tercintanya.
Tentu saja kecintaan Rasulullah kepada Khadijah beralasan, hingga ia masih menyebut nyebutnya ketika Khadijah telah tiada.

Bayangkan jika cemburu itu tidak ada.
Cemburu itu merupakan salah satu kontrol dalam hubungan keluarga antara istri dan suami jika salah satu diantara mereka ada yang melakukan perbuatan yang diharamkan. Namun dengan syarat yang pasti dan adanya bukti, sedangkan jika cemburu didasarkan pada prasangka atau dugaan maka tidak diperkenankan.

Bagaimana dengan yang bukan suami istri?
Terkadang kita mendengarkan curhatan seorang teman atau mungkin kita sendiri yang mengalaminya.
"dia kok gitu sih"
"mbk, pacarku selingkuh"
bahkan saking 'ngeyel' nya ada yang bilang "iya mbk, buktinya waktu aq telfon ada suara cewek" atau "dia smsnya lagi rapat, pasti alasan saja datang rapat karena ada yang lain"
dan yang lebih ekstrimnya "Bunda Aisyah aja cemburu, masa' aq tidak boleh cemburu"

Astaghfirullah hal adziim...
Harus kita ingat, siapa yang kita 'cemburui'. Meskipun itu pasti dan ada buktinya, namun sudahkah benar kita menempatkan untuk siapa cemburu kita?
Mereka bukan mahrom kita, yang dengan alasan itu bisa jadi Allah yang cemburu pada kita karena kita melakukan apa yang tidak disukai Allah.Nah loo?? Kl seperti itu bagaimana?

Semoga Allah senantiasa membimbing hati kita untuk senantiasa terikat pada cinta Nya. Karena hanya Allah lah Yang Maha Membolak-balikkan hati hambaNya...

Semoga bermanfaat...

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
 

CAHAYA HATI Template by Ipietoon Cute Blog Design