Ketika seseorang sudah terkena virus merah jambu, memang sulit untuk 
menghilangkannya, meskipun kisah itu sudah berlalu namun bekas warna itu
 tetap menjadi noda dalam hati dan tak dipungkiri perasaan itu akan siap
 datang kapanpun dan dimanapun ketika hati kita sedang lemah. 
Terkadang 
ada beberapa orang yang tak sanggup untuk mengucap do’a “Barokallahu 
Laka” manakala seseorang yang pernah bernaung dalam hatinya sedang 
bersanding dengan orang lain untuk membina bahtera rumah tangga. Seolah 
memaksakan diri dan memprotes Tuhan bahwa hanya dirinya yang berhak 
untuk bersanding dengan orang yang dia lihat saat ini. Dia seakan lupa 
bahwa hanya Dia lah yang berkuasa untuk urusan satu ini, tugas kita 
adalah menjaga diri dan berikhtiar bukan memaksaan. Lantas bagaimana 
kita bisa mengembangkan senyum dan berkata dengan lantang penuh 
keiklasan do’a yang dianjurkan oleh Rasulullah “Barokallaahu laka, wa 
baarakallahu ‘alaika, wa jama’a bainakuma fii khaiir..” (Semoga Allah 
karuniakan barakah kepadamu, dan semoga Ia limpahkan barakah atasmu, dan
 semoga Ia himpun kalian berdua dalam kebaikan) ?? apakah kita lebih 
baik tidak mendatangi undangannya karena takut airmata kita keluar tanpa
 disengaja? Atau pura-pura tidak tahu akan pernikahannya? Wake up dear, yuk kita simak percakapan dibawah ini.. ^_^
Percakapan antara intan dan Mbk Shofia melalui media sosial..
“iya mbak,,, intan sdng ada masalah”
“ada masalah apa?kalau berkenan cerita saya bersedia mejadi telinga, pelipur lara atau kalau bisa ngasih solusi”
“sedang berusaha ikhlas mbak, suliiit... mbak tahu status facebook ana menikah? mbak sudah pernah ana ceritain siapa Fikry?”
“Belum, tidak ada satu masalah pun yang tidak bisa diselesaikan 
karena Allah sudah menjamin ‘Laa yukallifullahu nafsan illa wus'aha’ 
Allah tidak akan membebani masalah/ujian/cobaan melebihi kadar kemampuan
 hambanya, terkait dengan ikhlas memang sulit tapi tetap bisa kita 
lakukan karena ikhlas itu manifestasi tertinggi dari iman kita tapi ya 
begitu untuk mencapai ikhlas tak jarang membutuhkan pergorbanan paling 
sulit dari diri kita termasuk persaan”
“Iya mbak, ana mmpersiapkan ini jauh hari ana dgn 'Fikry' sudah 
memutuskan untuk saling mmbebaskan tapi berat mbak menurut ana. Jujur, 
ana ada perasaan sama dia dan berat mbak ketika saling membebaskan meski
 ada ksepakatan 2 belah pihak untuk saling memberi kebebasan, ana 
memasang wajah ikhlas pada semua orag tapi fikiran ana dan hati ana 
sulit dibhongi mbak, ana pendam sendiri dan sekarg sakit kepala ana, ana
 mencoba mengikhlaskan mbak mohon do'anya. ana tahu,jodoh itu sudah ada 
yang mengatur”
“TSIQOH BILLAH. Percaya kepada Allah itu kuncinya, mari menilik surat
 adh-dhuha 
‘wadh dhuha wal laili idza saja ma wadda'aka robbuka wama 
qola’ Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada pula benci kepada kamu, 
 ukhti sendiri di Surabaya siapa yang memberi tempat? Allah. 
‘wa lal 
akhirotu khoirun laka minal ula walasaufa yu'thika robbuka fatardho’ dan
 kelak tuhanmu pasti memberikan karunian-Nya kepadamu lalu (hati) kamu 
menjadi puas 
‘alam yajidka yatiman faawa wawajadaka dhollan fahada’ dan 
Dia mendapatimu sebagai orang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk,
 Anti dulu sempat tersesat (waktu) SMA dan sekarang anti telah 
mendapatkan petunjuk 
‘wawajada 'ailan faaghna’ anti di Surabaya sendiri 
Allah mencukupkan anti 
‘faammal yatima fala taqhar wa ammassaila fala 
tanhar waamma bini'mati robbika fahadist’ dan atas semua nikmat itu 
bersyukurlah kalau kata ulama untuk ikhlas lupakanlah yang telah terjadi
 dan kembalikan semuanya pada Allah. 
“Lillah, Fillah, Billah” ‘
Wa 
yarzuqhu min haitsu la yahtasib wa man yatawakkal 'alallahu fa Hua 
hasbuh’ At-Tolaq ayat 3 dan Allah memberikan rizqi dari arah yang tidak 
disangka sangka barangsiapa bertwakkal kepada Allah maka Allah akan 
mencukupinya, saling mendoakan dalam ketaatan.”
“ hiks, hiks.. “ Intan hanya memberi tanggapan sedih dari penjelasan 
mbk Shofia, dan memang dia terisak di seberang sana membaca tulisan dari
 mbk Shofia.
“cup cup... TSIQOH BILLAH karena Allah tidak pernah meninggalkan kita
 sendirian 
Al Baqarah 112 “bala man asalama wajhahu lillahi wahua 
muhsinun falahu ajruhu 'inda robbih wa la khoufun 'alaihim wa la hum 
yahzanun” (tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri 
kepada Allah sedang dia berbuat kebajikan maka baginya pahala disisi 
Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula 
mereka bersedih hati. Allah yang akan mencukupkan” mbk Shofia mencoba 
menenangkan Intan yang sedang menangis tersedu.
“ :) mekso senyumnya” balas Intan memaksakan dirinya untuk tersenyum
“ikhlas itu proses memang dik, sedikit demi sedikit kita tata, kita 
jalani dan Allah itu Maha Mendengar
‘ud'uni astajib lakum’ berdoalah 
maka akan Aku kabulkan”
“IKHLAS, IKHLAS, IKHLAS...” Intan menyenangati dirinya sendiri, meyakinkan untuk ikhlas.
“iya diproseskan menju ikhlas sedikit demi sedikit, beberapa orang 
kalau langsung mekso total begitu agak susah, nyesek. saya juga pernah 
mengalami, fokus pada pengalihan bukan fokus pada rasa agar cinta, 
pengharapan, rindu, cemburu tak jatuh pada tempat yang tak semestinya. 
Jadi kita gantungkan keinginan kita padaNya, percaya pada-Nya bahwa dia 
Sebaik baik dzat yang menempatkan ‘Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in’ 
‘Allahush shomad’"
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya 
yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. 
[al Baqarah : 45].” Teringat Intan pada salah satu surat dalam Al-Qur’an"
“Nah wes mantep begitu dalil-dalil nya, anggap ini ujian anti untuk 
naik tingkat untuk menjadi hamba yang Ia cintai dan mereka mencintai 
Allah dan Allah cinta kepada mereka. MasyaAllah”
“ana sering kena Al Baqoroh, lupa ayat berapa. ana nangis mbak kalu 
baca ayat itu kenapa masih sulit ikhlas itu?” Intan menjawab dan 
bertanya
“wa laqod ja'alnal qurana lidzkri fahal min muddakir dan dijadikan 
qur'an itu sebagai pengingat, ikhlas itu bisa diproseskan dik kalau 
terkadang ingat coba lupakan lagi. cukup Allah bagiku ‘hasbunallah 
wani'mal wakiil ni'mal maula wa ni'man nashir’ baca wirid itu dan 
tanamkan benar arti wirid itu ‘hasbi robby jalallah’”
“Pengen senyum terus tapi kok rodo' sulit” kata Intan menggunakan logat jawanya
“Senyum sambil bismillah” kata Mbk Shofia meyakinkan
“Yo ndak bisa mbak, gimana carane, bismillah dulu baru senyum,nek di barengne sulit” kata Intan sedikit bercanda
“bismillahnya dihati, yo bisa bismillah dulu. Teknis yang penting nyebut nama Allah“
“pengen ketawa biar gag nangis “
“gapapa dik nangis, biar plong tapi ngga boleh larut dalam kesedihan,
 ketidakikhlasan. nangis untuk kembali tersenyum, biarlah dengan 
menangis itu Allah meluruhkan segala gundah gulana anti menghilangkan 
nyesek anti tidak ada yg melarang. menangislah untuk menhimpun kekuatan 
baru untuk menyemai semangt baru “
“IKHLAS”
“semangat berikhlas” Semangat mbk Shofia untuk menguatkan adik kecilnya.
Percakapan itupun diakhiri dengan semangat dari mbk Shofia, karena 
mbk Shofia tahu benar bahwa adiknya membutuhkan waktu untuk membuat 
dirinya tenang. Dua hari berlalu, namun Intan masih dengan usahanya 
untuk IKHLAS. Perjuangan yang memang cukup sulit untuk mencapai 
‘manifestasi tertinggi dari iman’ seperti yang dikatakan mbk Shofia. Dua
 hari ini, Intan menyibukkan dirinya dengan segala aktifitas untuk 
melupakan masalah hatinya, ketika dia melihat jejaring sosial 
didapatinya mbk Shofia nya sedang online dan tanpa fikir panjang, Intan 
memulai percakapan menyapa saudaranya tercinta. 
“Assalamu'alaikum “
“wa'alaikumusslam”
“mbak, ana dari kemrin sore tdk tidur tadi bolos kuliah gara-gara ngantuk”
“ya Allah dik, wes istirahat?kenapa gag tidur?”
“gag bisa tidur mbak, menyibukkan diri mbak biar tidak lihat handphone  mulu biar tidak ingat, baca-baca ebook dan artikel”
“ya ampun, masa tidur ya jadi mimpi gitu?”
“bukan mimpinya mbk, tidurnya yang susah, kalau mau merem itu 
kepikiran jadi yo gag bisa tidur biasanya dibuat baca tapi kok smpai jam
 9 pagi gag ngantuk-ngantuk”
“buat kanal besar cah ayu, kanal besar untuk mengalirkan luapan rindu
 dan cinta. saya juga pernah merasakan itu semua, merasakan ketika jatuh
 cinta dan perasaan menggebu-nggebunya, merasakan rindu yang teramat 
dahsyat dan cemburu yang mengoyak tapi saya buatkan kanal semacam buku 
harian cinta disitu dialog bisu saya bercerita tempat saya mengadu 
pantomim melalui goresan pena dan ukiran cerita untuk mengikis cinta, 
rindu, harap, cemburu dan menempatkan di tempat yang aman, dimana 
semestinya cinta tak terbuang percuma  tak melewati batas syari'at. Saya
 tuliskan misalkan saya tulis 
27 sept 
Ya Allah saya rinduuuuuuuuuuuu 
Tapi kutitipkan saja rinduku padaMu 
Agar Engkau menyampaikan di saat yang tepat atau Engkau menyimpannya untuk sesorang nanti dalam naungan Mu yg suci 
28 Oktober 
Masih adakah tempat untuk cemburu? 
Sementara cinta-nya pun masih belum boleh aku miliki
Diluapkan semua perasaannya di tempat yang semestinya di tempat yang 
mungkin kita hanya berdialog dengan bisu dan Dia menjadi saksinya itu 
cinta Fillah Lillah Billah setelah itu lupakan, tidurlah agar bersamanya
 kau lupa dengan tidur itu Dia membasuh-Mu mengukir dan memulai kembali 
ceritamu dengan cinta-Nya yang agung “ terang mbk Shofia yang membuat 
Intan semakin deras air matanya di seberang sana
“haluuuuuuuuw” panggil mbk Shofia karena lama menunggu jawaban dari adiknya.
“njeh... masih mencoba mbk” jawab Intan sekenannya
“ sama dik”
“masih terus belajar dan mencoba ini bukan masalah hati saja mbak. bagaimana degan keluarga??” tanya Intan
“karena hidup itu adalah tentang teknik mengelola perasaan, kalau 
sudah ada komitmen dengan keluarga, artinya harus ada konfirmasi kalu ga
 jadi ya misalkan si Fikry bilang ke keluarga anti kalu emang ngga jadi.
 jadi status anti dan keluarga anti ngga nggantung begitu”
“mbak begini, ana tidak pernah membawa teman laki-laki ke rumah 
semenjak ana kuliah karena ana paham maknanya, nah kemrin dia yang 
kerumah, meskipun dia cuma meminta izin untuk kenal ana belum melamar 
tapi orang tua tahu maksudnya bahkan orang tau ana mengizinkan ana 
kerumah keluarganya, nah di keluarganya ana kemrin sudah di interogasi 
mulai dari siapa ana, ketemunya ana dengan dia, sampai kedepannya ana 
bingung mau njelasin ke mereka, mereka terlihat bahagia mbak mlihat ana 
dengan Fikry. tiap ana pulang kalau tidak adik, ibu, bapak tanya tentang
 Fikry apalagi Fikry dekat dengan om ana, ana hanya bisa pasrah mbak 
biarkan ini berjalan seperti ini sampai waktunya ana cuma bisa memberi 
pengertian”
“ya tapi anti juga tidak boleh kepikiran terus, hidup itu pencapaian life must goes on. Lupakan dan kembali bangkit melakukan kebaikan-kebaikan yang lain”
“iya mbk, tapi ana butuh ketemu langsung dengan Fikry untuk membicarakan kejelasan semuanya sebelum pergi”
“iya, ketemu bawa mahram loh yah atau keluarga jadi lebih juntrung. selamat menata hati”
“InsyaAllah mbk, bantu do'a mbak tapi kalau berharap dia jodoh kita boleh gag ya? apa terlalu mendikte Allah?”
“saling mengingatkan dan mendoakan dalam ketaatan, iya, istilahnya 
do'anya maksa Allah kayak kita yang ngatur Allah padahal Allah yang 
ngatur kita, tapi beda antara do'a dan harapan. do'a ada adabnya, 
harapan kan ngga. Jadi ibarat seperti lintasan hati itu yang ngga papa. 
bingung yah? eike juga agak bingung dik “
“prok, prok, prok” Intan memberikan emoticon tepuk tangan melalui chattingnya
“Wekekekeke...dikeploki”
“habise bingung antara berharap dan berdo'a”
“hahahaha,,, harapan itu krentek/greget itu yang nggak apapa, kalau 
berdo'a itu madep bener-bener kita matur dan minta sama Allah 
sederhananya begitu adik cantik”
“ooo... sedkit paham” jawab Intan paham penjelasan mbak Shofia
“sip, cerita aja kalu ada apa2 yah insyaAllah bisa menjadi telinga 
untuk mendengar, hati untuk berbagi atau sekedar menawarkan pundak untuk
 menangis.okay? jangan merasa sendiri, dan berat sendiri, saudara itu 
saling mengingatkan, saling menguatkan dan saling mendoakan, okay sis? “
“InsyaAllah”
“sholat sek ukhti” ajak mbk Shofia diseberang sana dan mengakhiri percakapan dengan salam.
Setelah hari itu Intan berusaha keras memikirkan nasehat-nasehat dari
 mbk Shofia, dia berfikir mungkin mbk Shofia adalah perantara Allah 
untuk memberikan ilmu Nya pada Intan yang dirundung merah jambu itu. 
Intan bersyukur untuk semuanya, dan dia harus ingat untuk kembali 
bangkit melakukan kebaikan-kebaikan yang lain seperti yang dinasehatkan 
mbk Shofia. Beberapa hari berikutnya, Intan menerima pesan yang membuat 
Intan sangat terpuruk, membuat pertahanan keikhlasan yang telah 
dibuatnya hampir runtuh total karena Fikry meminta izin untuk menikah 
dengan akhwat lain. Sambil menata hati, menguatkan mentalnya Intan 
membaca ebook yang berbau religi, tiba-tiba dia menerima chatting dari 
teman lamanya.
“Assalamu'alaykum Ukhty, gmn kbrnya?” sapa ukhty Ayuni
“Wa'alaikumsalam Wr. Wb. kurang baik ukh” jawab intan singkat
“kenapa? lagi sakit?” tanya ukhty Ayuni penasaran.
“Fikry ukh, meminta izin ana untuk menikah, dia menikah dengan akhwat
 lain” jawab Intan singkat, mungkin maksud Fikry adalah memberi tahu 
bukan untuk meminta izin namun Intan sepertinya salah menangkap karena 
emosinya yang masih labil.
“Astagfirullah.. Fikry itu yang pernah anti ceritakan pada ana? yang pernah ke rumah anti?”
“iya”
“Ukhty,, ana mengerti perasaan anti sekarang, jangan pernah putus asa
 dari rahmat Allah ya Ukht..menangislah jika memang ingin menangis, jika
 ada yg masih mengganjal tdk apa2 ceritakan pada ana, ana akan bersedia 
mendengarkan.. semoga rahmat Allah selalu menyertaimu Ukhty..”
“syukron ukhty”
“mengadulah pada Allah, Allah akan memberikan yang terbaik untuk 
anti, insyaallah,, Saudariku, mungkin ana belum pernah berada di posisi 
anti sekarang, tapi ana bisa memahami perasaanmu sekarang.. menangislah 
jika memang ingin menagis, tapi ingatlah saudariku, jangan pernah 
berputus asa dari rahmat Allah.. tetap berprasangka baiklah pada Allah, 
ana ingin melihat senyum anti lagi saudariku, bangkitlah jangan berlarut
 dengan kesedihan,,ikhlaskan karena Allah..ikhlaskan saudariku..”
            Mungkin kita pernah berda pada posisi Intan yang sedang 
dirundung rindu, cinta, dsb. Namun dari percakapan antara Intan, Mbk 
Shofia, dan ukhty Ayuni kita dapat mengambil ibroh bahwa nasehat yang 
mereka berikan adalah terkait ‘IKHLAS’. Seseorang yang sabar belum tentu
 ia dapat dengan mudah untuk ikhlas, namun ketika seseorang sudah 
mencapai derajat keihlasan maka semua masalah akan menjadi mudah 
InsyaAllah. Selain itu kita juga harus yankin bahwa setiap masalah 
memiliki pemecahan, memohonlah pada Allah, dan Allah akan menjawab do’a 
dan ikhtiar kita terhadap masalah itu melalui malaikat-malaikat 
utusannya. Bisa jadi malaikat itu adalah orang-orang terdekat kita atau 
mungkin orang yang tidak pernah kita duga kehadirannya. Mari belajar 
IKHLAS... ^_^
“Demi waktu matahari sepenggalan naik, dan demi malam apabila telah sunyi. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pulam) benci kepadamu, dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. Dan kelak tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Adapaun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya. Dan terhadap ni’mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).”AD-DHUHA : 1-11
Surabaya, 31 Oktober 2012
Siti Rohmawatin

 

 
