Wednesday, October 31, 2012

Ketika kita Harus IKHLAS


Ketika seseorang sudah terkena virus merah jambu, memang sulit untuk menghilangkannya, meskipun kisah itu sudah berlalu namun bekas warna itu tetap menjadi noda dalam hati dan tak dipungkiri perasaan itu akan siap datang kapanpun dan dimanapun ketika hati kita sedang lemah. 

Terkadang ada beberapa orang yang tak sanggup untuk mengucap do’a “Barokallahu Laka” manakala seseorang yang pernah bernaung dalam hatinya sedang bersanding dengan orang lain untuk membina bahtera rumah tangga. Seolah memaksakan diri dan memprotes Tuhan bahwa hanya dirinya yang berhak untuk bersanding dengan orang yang dia lihat saat ini. Dia seakan lupa bahwa hanya Dia lah yang berkuasa untuk urusan satu ini, tugas kita adalah menjaga diri dan berikhtiar bukan memaksaan. Lantas bagaimana kita bisa mengembangkan senyum dan berkata dengan lantang penuh keiklasan do’a yang dianjurkan oleh Rasulullah “Barokallaahu laka, wa baarakallahu ‘alaika, wa jama’a bainakuma fii khaiir..” (Semoga Allah karuniakan barakah kepadamu, dan semoga Ia limpahkan barakah atasmu, dan semoga Ia himpun kalian berdua dalam kebaikan) ?? apakah kita lebih baik tidak mendatangi undangannya karena takut airmata kita keluar tanpa disengaja? Atau pura-pura tidak tahu akan pernikahannya? Wake up dear, yuk kita simak percakapan dibawah ini.. ^_^

Percakapan antara intan dan Mbk Shofia melalui media sosial..

“iya mbak,,, intan sdng ada masalah”

“ada masalah apa?kalau berkenan cerita saya bersedia mejadi telinga, pelipur lara atau kalau bisa ngasih solusi”

“sedang berusaha ikhlas mbak, suliiit... mbak tahu status facebook ana menikah? mbak sudah pernah ana ceritain siapa Fikry?”

“Belum, tidak ada satu masalah pun yang tidak bisa diselesaikan karena Allah sudah menjamin ‘Laa yukallifullahu nafsan illa wus'aha’ Allah tidak akan membebani masalah/ujian/cobaan melebihi kadar kemampuan hambanya, terkait dengan ikhlas memang sulit tapi tetap bisa kita lakukan karena ikhlas itu manifestasi tertinggi dari iman kita tapi ya begitu untuk mencapai ikhlas tak jarang membutuhkan pergorbanan paling sulit dari diri kita termasuk persaan”

“Iya mbak, ana mmpersiapkan ini jauh hari ana dgn 'Fikry' sudah memutuskan untuk saling mmbebaskan tapi berat mbak menurut ana. Jujur, ana ada perasaan sama dia dan berat mbak ketika saling membebaskan meski ada ksepakatan 2 belah pihak untuk saling memberi kebebasan, ana memasang wajah ikhlas pada semua orag tapi fikiran ana dan hati ana sulit dibhongi mbak, ana pendam sendiri dan sekarg sakit kepala ana, ana mencoba mengikhlaskan mbak mohon do'anya. ana tahu,jodoh itu sudah ada yang mengatur”

TSIQOH BILLAH. Percaya kepada Allah itu kuncinya, mari menilik surat adh-dhuha 
‘wadh dhuha wal laili idza saja ma wadda'aka robbuka wama qola’ Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada pula benci kepada kamu, 
 ukhti sendiri di Surabaya siapa yang memberi tempat? Allah. 
‘wa lal akhirotu khoirun laka minal ula walasaufa yu'thika robbuka fatardho’ dan kelak tuhanmu pasti memberikan karunian-Nya kepadamu lalu (hati) kamu menjadi puas 
‘alam yajidka yatiman faawa wawajadaka dhollan fahada’ dan Dia mendapatimu sebagai orang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk, Anti dulu sempat tersesat (waktu) SMA dan sekarang anti telah mendapatkan petunjuk 
‘wawajada 'ailan faaghna’ anti di Surabaya sendiri Allah mencukupkan anti 
‘faammal yatima fala taqhar wa ammassaila fala tanhar waamma bini'mati robbika fahadist’ dan atas semua nikmat itu bersyukurlah kalau kata ulama untuk ikhlas lupakanlah yang telah terjadi dan kembalikan semuanya pada Allah. 
“Lillah, Fillah, Billah”
Wa yarzuqhu min haitsu la yahtasib wa man yatawakkal 'alallahu fa Hua hasbuh’ At-Tolaq ayat 3 dan Allah memberikan rizqi dari arah yang tidak disangka sangka barangsiapa bertwakkal kepada Allah maka Allah akan mencukupinya, saling mendoakan dalam ketaatan.”

“ hiks, hiks.. “ Intan hanya memberi tanggapan sedih dari penjelasan mbk Shofia, dan memang dia terisak di seberang sana membaca tulisan dari mbk Shofia.

“cup cup... TSIQOH BILLAH karena Allah tidak pernah meninggalkan kita sendirian 
Al Baqarah 112 “bala man asalama wajhahu lillahi wahua muhsinun falahu ajruhu 'inda robbih wa la khoufun 'alaihim wa la hum yahzanun” (tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah sedang dia berbuat kebajikan maka baginya pahala disisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Allah yang akan mencukupkan” mbk Shofia mencoba menenangkan Intan yang sedang menangis tersedu.

“ :) mekso senyumnya” balas Intan memaksakan dirinya untuk tersenyum

“ikhlas itu proses memang dik, sedikit demi sedikit kita tata, kita jalani dan Allah itu Maha Mendengar
‘ud'uni astajib lakum’ berdoalah maka akan Aku kabulkan”

“IKHLAS, IKHLAS, IKHLAS...” Intan menyenangati dirinya sendiri, meyakinkan untuk ikhlas.

“iya diproseskan menju ikhlas sedikit demi sedikit, beberapa orang kalau langsung mekso total begitu agak susah, nyesek. saya juga pernah mengalami, fokus pada pengalihan bukan fokus pada rasa agar cinta, pengharapan, rindu, cemburu tak jatuh pada tempat yang tak semestinya. Jadi kita gantungkan keinginan kita padaNya, percaya pada-Nya bahwa dia Sebaik baik dzat yang menempatkan ‘Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in’ ‘Allahush shomad’"

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. [al Baqarah : 45].” Teringat Intan pada salah satu surat dalam Al-Qur’an"

“Nah wes mantep begitu dalil-dalil nya, anggap ini ujian anti untuk naik tingkat untuk menjadi hamba yang Ia cintai dan mereka mencintai Allah dan Allah cinta kepada mereka. MasyaAllah”

“ana sering kena Al Baqoroh, lupa ayat berapa. ana nangis mbak kalu baca ayat itu kenapa masih sulit ikhlas itu?” Intan menjawab dan bertanya

“wa laqod ja'alnal qurana lidzkri fahal min muddakir dan dijadikan qur'an itu sebagai pengingat, ikhlas itu bisa diproseskan dik kalau terkadang ingat coba lupakan lagi. cukup Allah bagiku ‘hasbunallah wani'mal wakiil ni'mal maula wa ni'man nashir’ baca wirid itu dan tanamkan benar arti wirid itu ‘hasbi robby jalallah’”

“Pengen senyum terus tapi kok rodo' sulit” kata Intan menggunakan logat jawanya

“Senyum sambil bismillah” kata Mbk Shofia meyakinkan

“Yo ndak bisa mbak, gimana carane, bismillah dulu baru senyum,nek di barengne sulit” kata Intan sedikit bercanda

“bismillahnya dihati, yo bisa bismillah dulu. Teknis yang penting nyebut nama Allah“

“pengen ketawa biar gag nangis “

“gapapa dik nangis, biar plong tapi ngga boleh larut dalam kesedihan, ketidakikhlasan. nangis untuk kembali tersenyum, biarlah dengan menangis itu Allah meluruhkan segala gundah gulana anti menghilangkan nyesek anti tidak ada yg melarang. menangislah untuk menhimpun kekuatan baru untuk menyemai semangt baru “

“IKHLAS”

“semangat berikhlas” Semangat mbk Shofia untuk menguatkan adik kecilnya.

Percakapan itupun diakhiri dengan semangat dari mbk Shofia, karena mbk Shofia tahu benar bahwa adiknya membutuhkan waktu untuk membuat dirinya tenang. Dua hari berlalu, namun Intan masih dengan usahanya untuk IKHLAS. Perjuangan yang memang cukup sulit untuk mencapai ‘manifestasi tertinggi dari iman’ seperti yang dikatakan mbk Shofia. Dua hari ini, Intan menyibukkan dirinya dengan segala aktifitas untuk melupakan masalah hatinya, ketika dia melihat jejaring sosial didapatinya mbk Shofia nya sedang online dan tanpa fikir panjang, Intan memulai percakapan menyapa saudaranya tercinta. 

Assalamu'alaikum “

“wa'alaikumusslam”

“mbak, ana dari kemrin sore tdk tidur tadi bolos kuliah gara-gara ngantuk”

“ya Allah dik, wes istirahat?kenapa gag tidur?”

“gag bisa tidur mbak, menyibukkan diri mbak biar tidak lihat handphone  mulu biar tidak ingat, baca-baca ebook dan artikel”

“ya ampun, masa tidur ya jadi mimpi gitu?”

“bukan mimpinya mbk, tidurnya yang susah, kalau mau merem itu kepikiran jadi yo gag bisa tidur biasanya dibuat baca tapi kok smpai jam 9 pagi gag ngantuk-ngantuk”

“buat kanal besar cah ayu, kanal besar untuk mengalirkan luapan rindu dan cinta. saya juga pernah merasakan itu semua, merasakan ketika jatuh cinta dan perasaan menggebu-nggebunya, merasakan rindu yang teramat dahsyat dan cemburu yang mengoyak tapi saya buatkan kanal semacam buku harian cinta disitu dialog bisu saya bercerita tempat saya mengadu pantomim melalui goresan pena dan ukiran cerita untuk mengikis cinta, rindu, harap, cemburu dan menempatkan di tempat yang aman, dimana semestinya cinta tak terbuang percuma  tak melewati batas syari'at. Saya tuliskan misalkan saya tulis 

27 sept
Ya Allah saya rinduuuuuuuuuuuu
Tapi kutitipkan saja rinduku padaMu
Agar Engkau menyampaikan di saat yang tepat atau Engkau menyimpannya untuk sesorang nanti dalam naungan Mu yg suci

28 Oktober
Masih adakah tempat untuk cemburu?
Sementara cinta-nya pun masih belum boleh aku miliki
Diluapkan semua perasaannya di tempat yang semestinya di tempat yang mungkin kita hanya berdialog dengan bisu dan Dia menjadi saksinya itu cinta Fillah Lillah Billah setelah itu lupakan, tidurlah agar bersamanya kau lupa dengan tidur itu Dia membasuh-Mu mengukir dan memulai kembali ceritamu dengan cinta-Nya yang agung “ terang mbk Shofia yang membuat Intan semakin deras air matanya di seberang sana

“haluuuuuuuuw” panggil mbk Shofia karena lama menunggu jawaban dari adiknya.

“njeh... masih mencoba mbk” jawab Intan sekenannya

“ sama dik”

“masih terus belajar dan mencoba ini bukan masalah hati saja mbak. bagaimana degan keluarga??” tanya Intan

“karena hidup itu adalah tentang teknik mengelola perasaan, kalau sudah ada komitmen dengan keluarga, artinya harus ada konfirmasi kalu ga jadi ya misalkan si Fikry bilang ke keluarga anti kalu emang ngga jadi. jadi status anti dan keluarga anti ngga nggantung begitu”

“mbak begini, ana tidak pernah membawa teman laki-laki ke rumah semenjak ana kuliah karena ana paham maknanya, nah kemrin dia yang kerumah, meskipun dia cuma meminta izin untuk kenal ana belum melamar tapi orang tua tahu maksudnya bahkan orang tau ana mengizinkan ana kerumah keluarganya, nah di keluarganya ana kemrin sudah di interogasi mulai dari siapa ana, ketemunya ana dengan dia, sampai kedepannya ana bingung mau njelasin ke mereka, mereka terlihat bahagia mbak mlihat ana dengan Fikry. tiap ana pulang kalau tidak adik, ibu, bapak tanya tentang Fikry apalagi Fikry dekat dengan om ana, ana hanya bisa pasrah mbak biarkan ini berjalan seperti ini sampai waktunya ana cuma bisa memberi pengertian”

“ya tapi anti juga tidak boleh kepikiran terus, hidup itu pencapaian life must goes on. Lupakan dan kembali bangkit melakukan kebaikan-kebaikan yang lain”

“iya mbk, tapi ana butuh ketemu langsung dengan Fikry untuk membicarakan kejelasan semuanya sebelum pergi”

“iya, ketemu bawa mahram loh yah atau keluarga jadi lebih juntrung. selamat menata hati”

“InsyaAllah mbk, bantu do'a mbak tapi kalau berharap dia jodoh kita boleh gag ya? apa terlalu mendikte Allah?”

“saling mengingatkan dan mendoakan dalam ketaatan, iya, istilahnya do'anya maksa Allah kayak kita yang ngatur Allah padahal Allah yang ngatur kita, tapi beda antara do'a dan harapan. do'a ada adabnya, harapan kan ngga. Jadi ibarat seperti lintasan hati itu yang ngga papa. bingung yah? eike juga agak bingung dik “

“prok, prok, prok” Intan memberikan emoticon tepuk tangan melalui chattingnya

“Wekekekeke...dikeploki”

“habise bingung antara berharap dan berdo'a”

“hahahaha,,, harapan itu krentek/greget itu yang nggak apapa, kalau berdo'a itu madep bener-bener kita matur dan minta sama Allah sederhananya begitu adik cantik”

“ooo... sedkit paham” jawab Intan paham penjelasan mbak Shofia

“sip, cerita aja kalu ada apa2 yah insyaAllah bisa menjadi telinga untuk mendengar, hati untuk berbagi atau sekedar menawarkan pundak untuk menangis.okay? jangan merasa sendiri, dan berat sendiri, saudara itu saling mengingatkan, saling menguatkan dan saling mendoakan, okay sis? “

“InsyaAllah”

“sholat sek ukhti” ajak mbk Shofia diseberang sana dan mengakhiri percakapan dengan salam.

Setelah hari itu Intan berusaha keras memikirkan nasehat-nasehat dari mbk Shofia, dia berfikir mungkin mbk Shofia adalah perantara Allah untuk memberikan ilmu Nya pada Intan yang dirundung merah jambu itu. Intan bersyukur untuk semuanya, dan dia harus ingat untuk kembali bangkit melakukan kebaikan-kebaikan yang lain seperti yang dinasehatkan mbk Shofia. Beberapa hari berikutnya, Intan menerima pesan yang membuat Intan sangat terpuruk, membuat pertahanan keikhlasan yang telah dibuatnya hampir runtuh total karena Fikry meminta izin untuk menikah dengan akhwat lain. Sambil menata hati, menguatkan mentalnya Intan membaca ebook yang berbau religi, tiba-tiba dia menerima chatting dari teman lamanya.

“Assalamu'alaykum Ukhty, gmn kbrnya?” sapa ukhty Ayuni

“Wa'alaikumsalam Wr. Wb. kurang baik ukh” jawab intan singkat

“kenapa? lagi sakit?” tanya ukhty Ayuni penasaran.

“Fikry ukh, meminta izin ana untuk menikah, dia menikah dengan akhwat lain” jawab Intan singkat, mungkin maksud Fikry adalah memberi tahu bukan untuk meminta izin namun Intan sepertinya salah menangkap karena emosinya yang masih labil.

“Astagfirullah.. Fikry itu yang pernah anti ceritakan pada ana? yang pernah ke rumah anti?”

“iya”

“Ukhty,, ana mengerti perasaan anti sekarang, jangan pernah putus asa dari rahmat Allah ya Ukht..menangislah jika memang ingin menangis, jika ada yg masih mengganjal tdk apa2 ceritakan pada ana, ana akan bersedia mendengarkan.. semoga rahmat Allah selalu menyertaimu Ukhty..”

“syukron ukhty”

“mengadulah pada Allah, Allah akan memberikan yang terbaik untuk anti, insyaallah,, Saudariku, mungkin ana belum pernah berada di posisi anti sekarang, tapi ana bisa memahami perasaanmu sekarang.. menangislah jika memang ingin menagis, tapi ingatlah saudariku, jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah.. tetap berprasangka baiklah pada Allah, ana ingin melihat senyum anti lagi saudariku, bangkitlah jangan berlarut dengan kesedihan,,ikhlaskan karena Allah..ikhlaskan saudariku..”

            Mungkin kita pernah berda pada posisi Intan yang sedang dirundung rindu, cinta, dsb. Namun dari percakapan antara Intan, Mbk Shofia, dan ukhty Ayuni kita dapat mengambil ibroh bahwa nasehat yang mereka berikan adalah terkait ‘IKHLAS’. Seseorang yang sabar belum tentu ia dapat dengan mudah untuk ikhlas, namun ketika seseorang sudah mencapai derajat keihlasan maka semua masalah akan menjadi mudah InsyaAllah. Selain itu kita juga harus yankin bahwa setiap masalah memiliki pemecahan, memohonlah pada Allah, dan Allah akan menjawab do’a dan ikhtiar kita terhadap masalah itu melalui malaikat-malaikat utusannya. Bisa jadi malaikat itu adalah orang-orang terdekat kita atau mungkin orang yang tidak pernah kita duga kehadirannya. Mari belajar IKHLAS... ^_^

“Demi waktu matahari sepenggalan naik, dan demi malam apabila telah sunyi. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pulam) benci kepadamu, dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. Dan kelak tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Adapaun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya. Dan terhadap ni’mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).”

AD-DHUHA : 1-11

Surabaya, 31 Oktober 2012
Siti Rohmawatin



0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
 

CAHAYA HATI Template by Ipietoon Cute Blog Design